Ghadul Bashor atau dalam Bahasa Indonesia berarti menundukkan pandangan adalah sebuah konsep dalam islam yang bertujua untuk menjaga kehormatan perempuan serta memuliakan laki-laki yang mengamalkannya. Kita semua tahu bahwa zina itu berbagai macam mulai dari zina mata, pikiran, tangan, kaki, hati dan tingkatan zina yang paling jelek adalah zina kemaluan yang termasuk salah satu dosa besar. Zina kemaluan tidak akan pernah terjadi jika tidak ada kesempatan dan kemauan. Dua hal ini merupakan factor utama dari berbagai kemaksiatan termasuk zina. Oleh karenanya, dua hal tersebut harus diminimalisir kemungkinan kemunculannya dalam hidup kita sehari-hari yang dalam islam itu semua diatur melalui salah satu metode yang bernama "menundukkan pandangan" ini.
Seorang santri pasti pernah mendapatkan pembelajaran tentang konsep penundukan pandangan ini. sehingga biasanya seorang santri yang baik akan mempunyai akhlak yang lebih baik dari orang pada umumnya dikarenakan ia paham akan agama (ilmu agama-pen). Namun, seorang santri akan diuji ketika ia telah menmatkan pendidikannya di pesantren dan terjun di dunia sosial masa kini yang sangat jauh dari syariat-syariat islam. Ketika seorang santri telah menjalani kehidupannya di luar pesantren (masyarakat umum) dalam suatu waktu ia pasti akan membutuhkan kerja sama dengan lawan jenis yang pastinya memerlukan interaksi baik verbal maupun non verbal.
Pada masa-masa awal ia mungkin mampu menjaga adab-adab serta kebiasaan di pesantrennya dahulu. Namun, lambat laun seiring berjalannya waktu ia serta kicauan-kicauan orang-orang sekitarnya yang mungkin berbunyi "Idih, masak diajak ngomong malan nunduk sih ?" dan semacamnya, ia akan mulai berpikir mungkin jika niatnya untuk menghormati orang yang kita ajak bicara sebainya kita juga menatap wajahnya meskipun dia adalah lawan jenis kita. Sehingga pelan-pelan ia mulai berani mengangkat pandangannya sedikit demi sedikit hingga sekarang sempurna sudah ia menatap setiap lawan bicaranya baik yang sejenis maupun yang berbeda jenis kelaminnya.
Tanpa ia sadari bersamaan dengan kebiasaan barunya (menatap lawan jenis saat bicara) di dalam hatinya bertumbuhan berbagai perasaan yang pada umumnya didominasi oleh kekaguman-kekaguman atas ciptaan-Nya yang berwujud wanita sholehah. Tanpa ia sadari juga dalam kesehariannya muncul kebiasaan-kebiasaan baru yang berupa desiran-desiran halus di dalam hatinya setiap kali ia bertemu dengan beberapa wanita tertentu entah itu dalam sebuah pertemuan, di tengah jalan bahkan mungkin ketika sedang di kelas.
Dan pada akhir-akhir ini ia merasa sangat sulit untuk bangun malam, menambah hafalan, memperbagus nilai pelajaran, memperbagus bacaan al-quran, dsb. Dan pada suatu saat pada salah satu dari sekian perlamunannya akhirnya ia menyadari bahwa ia telah jatuh terlalu jauh dalam kekagumannya kepada makhluk ciptaan-Nya yang satu ini. Ia menyadari kembali betapa pentingnya ghadul bashor itu sebagaiaman pentingnya ia menjaga kehormatan dirinya dengan tidak melakukan dosa-dosa besar.
Akhirnya, kita dapat simpulkan bahwa konsep ghadul bashor merupakan konsep yang mudah untuk dipahami namun sejatinya dalam pengamalannya sangatlah sulit untuk memahami apa itu ghadul bashor karena tidaklah mungkin ketika kita sedang berbicara dengan lawan jenis namun kita tidak menatap wajahnya sekalipun sehingga dari sini dapat kita kira-kira dan simpulkan bahwa ghadul bashor adalah penundukan pandangan nafsu atas sesuatu yang berarti kita boleh saja memandang lawan jenis dengan catatan kita tidak mengikutkan hawa nafsu di dalam pandangan tersebut. Wallahu a'lam.
a
Akhirnya, kita dapat simpulkan bahwa konsep ghadul bashor merupakan konsep yang mudah untuk dipahami namun sejatinya dalam pengamalannya sangatlah sulit untuk memahami apa itu ghadul bashor karena tidaklah mungkin ketika kita sedang berbicara dengan lawan jenis namun kita tidak menatap wajahnya sekalipun sehingga dari sini dapat kita kira-kira dan simpulkan bahwa ghadul bashor adalah penundukan pandangan nafsu atas sesuatu yang berarti kita boleh saja memandang lawan jenis dengan catatan kita tidak mengikutkan hawa nafsu di dalam pandangan tersebut. Wallahu a'lam.
a
Posting Komentar